Sabtu, 15 Desember 2007

Kaum Lelaki Mulai Berdatangan Konsultasi ke Rifka Annisa - Peraturan Wali Kota

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0608/24/jogja/27933.htm

Kekerasan Rumah Tangga

Kaum Lelaki Mulai Berdatangan Konsultasi ke Rifka Annisa

Yogyakarta, Kompas - Tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang biasa menimpa perempuan, belakangan ini mulai direspons oleh kaum lelaki, yang dengan kesadarannya mendatangi Rifka Annisa, berkonsultasi. Gerakan bijak penyadaran kaum lelaki agar menjauhi kekerasan dalam rumah tangga ditandai dengan lahirnya Peraturan Wali Kota Yogyakarta Tahun 2006 yang memberi perawatan dan konseling kepada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga.

Demikian antara lain poin yang mengemuka dalam kunjungan silaturahmi Rifka Annisa ke Kantor Kompas Biro DI Yogyakarta, Rabu (23/8). Kehadiran rombongan Rifka Annisa dipimpin oleh direkturnya, Elli Nur Hayati, dan diterima oleh Kepala Biro Kompas DI Yogyakarta Bambang Sigap Sumantri.

"Pelayanan perempuan korban kekerasan seperti itu tampaknya hanya terjadi di Yogyakarta, pemerintah menjamin perawatan di rumah sakit dan memberikan konsultasi gratis," kata Elli.

Penanganan kepada korban dilakukan simultan. Perawatan dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk, seperti RS Sardjito, Panti Rapih, dan Bethesda. Untuk konseling dilakukan dengan psikolog yang disediakan Rifka Annisa. Jika kekerasan dalam rumah tangga itu menjadi persoalan hukum, polisi dilibatkan untuk menangani perkaranya.

"Terkadang korban kekerasan merahasiakan kasusnya. Disiksa suami, tetapi mengaku jatuh dari tangga atau motor. Kepada korban semacam ini pihak psikolog akan memberikan bimbingan tentang hak-haknya sehingga kekerasan dalam rumah tangga tak terulang," tutur Elli.

Nur Hasyim, Manager Media Research Rifka Annisa, yang menyertai kunjungan, menyatakan kedatangan lelaki atau suami ke Rifka Annisa merupakan babak baru yang menyenangkan karena setidaknya lelaki telah merespons soal kekerasan dalam rumah tangga. "Belum banyak, paling baru 10 lelaki yang datang selama enam tahun terakhir. Namun, itu wujud mulai sadarnya kaum lelaki untuk bersama-sama menghindari kekerasan dalam rumah tangga", ujarnya.

Rifka Annisa juga membangun jaringan dengan membentuk basis komunitas. Dalam komunitas kelompok yang dibentuk di desa inilah, kekerasan dalam rumah tangga bisa dieliminasi karena dalam komunitas selalu berdiskusi, mencatat, mengingatkan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga. "Bahkan, persoalan kekerasan di rumah tangga bisa juga diselesaikan dalam komunitas itu, tanpa harus bergerak lebih jauh," kata Helda Khasmy, Manager Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi Rifka Annisa. (TOP/SIG)

Tidak ada komentar: