Sabtu, 08 Desember 2007

Alternatif: Ramuannya Bisa Menumpas Kanker..!

http://www.kompas.com/kesehatan/news/0302/20/001522.htm

Alternatif: Ramuannya Bisa Menumpas Kanker..!

Jakarta, Kamis

  • Kanker timbul akibat pengaruh radikal bebas. Itulah yang diyakini Sutiyoso Wijanarko (41), penyembuh asal Ngasem, Yogyakarta. Menurutnya, radikal bebas bisa berasal dari polusi, asap rokok, maupun makanan yang diawetkan.

Di dalam benda terdapat elektron, yang seharusnya berpasangan. Bila tidak, elektron akan bereaksi. Reaksinya sendiri tidak beraturan dan bisa memakan senyawa lainnya dalam tubuh. Akibatnya atom dan molekul membakar sel di sekitarnya.

"Pembakaran inilah yang akhirnya menimbulkan kanker. Dari kanker menjadi implasi dan impluitasi. Tapi, biasanya dokter menangani sebatas implasi saja," ujarnya.


Sutiyoso meyakini kanker tak boleh dipegang-pegang. Bila terjadi gesekan, akan bertambah parah. Ia mengingatkan, kanker juga jangan sampai terkena pijatan.

Untuk kasus kanker, teknik pengobatan yang dilakukannya cukup dengan memberikan ramuan tanaman obat. Secara empiris, ramuannya telah berhasil menyembuhkan berbagai jenis kanker maupun penyakit lain. Katanya, pada tahap pertama, pasien yang meminum ramuannya sudah akan merasakan reaksi penyembuhan.


Prosedur yang diterapkan oleh putra Soetijono Darsosentono, SH, seorang pengacara yang juga bisa mengobati penyakit tumor dan kanker ini, cukup dengan melihat hasil laboratorium lalu memberikan paket ramuan tanaman obat. Ia memberikan ramuannya secara berkala.

Misalnya saja, pada kasus kanker payudara yang baru-baru ini ditanganinya. Pada tanggal 20 Agustus 2002, pasien datang dengan membawa hasil laboratorium. Hasilnya menunjukkan kadar gula pasien mencapai angka 200. Padahal menurutnya, thyroglobulin (TG) normal antara 3 - 42.

Pasien itu, kemudian diterapi dengan ramuan dan rajin konsultasi. Hasil laboratorium pada tanggal 27 Desember 2002, TG-nya menunjukkan penurunan hingga 15. Benjolan di sekitar payudara pasien juga sudah hilang.

Baginya, hasil laboratorium sudah cukup jelas untuk memberikan langkah pengobatan selanjutnya. Untuk pasien yang berasal dari luar Pulau Jawa, bisa juga melakukan konsultasi jarak jauh, misalnya lewat telepon. Hanya saja, ia tetap meminta salinan hasil laboratorium. Setelah berkonsultasi dan menerima hasil laboratorium, baru ia mengirim ramuan ke alamat pasiennya.

Ramuannya bermacam-macam, ada yang harus dikonsumsi selama 40 hari bahkan hingga dua bulan untuk tahap pertama. Setelah, tahap pertama selesai, kondisi pasien akan dilihat kembali melalui hasil laboratorium. Bila dalam kasus kanker payudara misalnya, benjolan telah mengecil atau hilang pasien bisa menghentikan minum ramuan.

Rat-rata lama pengobatan yang dijalani pasien sekitar empat bulan. Walau demikian, bila ada pasien yang sudah sembuh tapi masih ingin minum ramuan, ia tidak melarang. Tinggal dikurangi saja dosisnya.

Sutiyoso menambahkan, hasil laboratorium sebenarnya merupakan rujukan atau fakta empiris bagi pasien dari kalangan terpelajar. Selama ini, pasiennya memang berasal dari berbagai macam golongan. Mereka yang berasal dari golongan terpelajar akan bertanya apakah betul ramuannya bisa mengobati penyakit kanker. Untuk orang desa biasanya mereka berprinsip yang penting sembuh. Jadi tidak perlu hasil laboratorium.

Komponen Ramuan

  • Ramuan yang dibuat Sutiyoso terdiri dari berbagai macam komponen. Ada yang mengandung antioksidan ataupun antiinflamsi. Tentu saja, ramuan disesuaikan dengan kondisi pasein yang akan meminumnya.

Menurutnya, kondisi pasien bisa dibagi menjadi tiga, yakni normal, pasca operasi, atau sudah metastasis (penyebaran). Masih juga perlu diperhatikan kondisi pasien yang sedang menjalani kemoterapi atau yang sedang diradiasi.

Untuk sekali pembuatan, dibutuhkan 400 gram ramuan pokok ditambah sebungkus pelengkap dan suplemen antikanker. Ramuan pokoknya harus direbus dengan 25 gelas air hingga tersisa 16 gelas. Sisa rebusan itu, harus diminum empat kali sehari selama empat hari. Setiap kali minum, ditaburi ramuan pelengkap maupun suplemen. Bagi pasien diabetes dan hipertensi, ia hanya memberikan ramuan pokok, dan sedikit pelengkap saja.

Pasien dikenakan biaya sebesar Rp 50.000 untuk 10 bungkus ramuan pokok, dan Rp 190.000 untuk pelengkap dan suplemen. Biaya diatas untuk konsumsi selama 40 hari. Namun, biaya tersebut tidaklah mutlak bagi pasien kurang mampu. @ Hendra Priantono.

Alamat:

Sutiyoso Wijanarko

d.a Soetijono Darsosentono, SH

Jalan Ngasem 87, Yogyakarta

Telepon: 0274-512812

HP: 0818-263402, 0811-250781



Tidak ada komentar: